Karya-Anita Mayanti
Ceramay - Pintu masjid itu terbuka untuk siapa saja. Ada yang sujud di dalamnya penuh harap,dan berdoa dengan linangan air mata. Hening tanpa kebisingan sepertinya ada yang lagi
mengadu, ada yang lagi curhat. Tapi siapa. Pintu masjid itu indah untuk dilihat siapa saja. Ukiran kaligrafi yang sederhana menambah kemegahan masjid. Dan di pintu masjid itu aku bertemu dengan seorang laki-laki yang aku sendiri tidak mengenalinya. Tubuhku gemetar hebat. Gemetar yang aku sendiri sulit untuk mengartikannya. Rasa takut juga bimbang. Entahlah sepertinya ada detak jantung yang menyesali pertemuan itu. Pertemuan
dengan laki-laki itu. Laki-laki di pintu masjid. Itulah laki-laki yang sering ku lihat di kampus.
Pintu masjid itu tetap terbuka untuk siapa saja yang ingin mencari ketenangan. Begitu juga aku. Aku
sering mencari ketenangan di sana.Tapi ketika kunjuangan ku hari ini ketenangan yang aku harapkan semuanya barcampur dengan rasa
bimbang, menjadi serba salah,sepertinya ketenangan yang aku harapkan memudar setelah
melihat laki-laki di pintu masjid itu.
***
"Assalammualaikum"suara ucapan salam terdengar dari seseorang berjibab biru dengan balutan gamis yang indah yang tak lain adalah ibuku.
"Walaikum salam,Iya bu,ada apa?"
"Anak ibu kenapa melamun tak seperti biasanya?"
"Ga bu,Qia cuman kepikiran sama lelaki yang Qia temui di pintu masjid tadi."
"Lho..kenapa toh dengan lelaki itu?apa Qia mengenalnya?
"Tidak bu.Tapi Qia tahu kalo dia itu satu kampus dengan Qia."
"Yaudah kalau begitu jangan melamun lagi".
Selain masjid dan Allah ibu adalah orang yang selalu memberi aku ketenangan,aku tidak pernah berbohong padanya karena kalau aku berbohong ibu mengetahui hanya dengan melihat mataku saja.Ibu sering bilang padaku.
Kejujuran adalah perhiasan jiwa yang lebih bercahaya daripada berlian.Aku sangat suka dengan kata kata itu.Kata singkat penuh makna yang sering terucap dibibir bidadari pertamaku.
***
Hawa yang diam demikian indah menghadirkan bola matahari dengan kemuning sinarnya. Pagi hari adalah cara Allah untuk mengingatkan kita semua bahwa Allah selamanya
mengasihi kita dan bahwa selamanya ada harapan didalam penghidupan didunia.
"Selamat pagi ibu,selamat Alan adik soleh kakak Qia."
"Pagi juga sayang"jawab ibu dengan mata berbinar dan senyum hangat menyambut indahnya pagi.
"Tumben nih kak Qia pagi pagi udah rapi."
"Iya qi kok tumben,kenapa?"Ibu juga ikut bertanya heran seperti Alan kepadaku.
"Ga papa sih bu,Qia tu sekarang ada kuliah pagi"
"Oh yaudah kalau gitu sarapan dulu,Alan juga sarapan ya nak"
"Iya bu"jawabku bersamaan dengan Alan.Aku melahap nasi goreng yang dibikin ibu buat kami,nasi goreng ikan teri adalah nasi goreng kesukaan ayah yang sering ibu buat ketika ayah masih hidup.Walau kelihatanya biasa tapi rasanya luar biasa karena dibuat dengan penuh kehangatan cinta dan kasih sayang.
"Bu,Qia berangkat dulu ya."
"Iya sayang hati hati ya."
"Assalammualaikum"
"Walaikum salam" Salam dan doa dari ibu mengiringi langkah demi langkahku ke kampus.
***
Saat baru sampai di kampus,aku berlari di koridor karena dikejar ita yang ingin meminjam novel yang aku beli kemaren bersamanya.
Aku menabarak seseorang.
Seorang cewek dengan rambut panjang hitam dengan pipi dan bibir yang memerah.Sungguh gadis yang manis.Dia memarahi aku
"Eh kalo jalan tu lihat lihat dong,pakai mata jangan pakai dengkul."
Ketika aku ingin minta maaf, tiba tiba dia yang minta maaf padaku.Aneh bukan?ga cukup satu menit yang lalu dia marah padaku.
"Assalammualaikum."
"Walaikum salam" jawabku bersama wanita tadi.Aku langsung menoleh kebelang.Aku terkejut,darahku berdesir begitu cepat tanpa karuan.Ternyata yang mengucapkan salam tadi adalah laki laki yang aku temui di pintu mesjid beberapa waktu yang lalu.Langsung terbesit dibenakku"pantes saja wanita ini bersikap aneh,ternya karena lelaki ini."
"Afni apa yang terjadi?"tanya laki laki itu pada wanita tadi.
"Ga,ada apa apa kok Bib."
Oh jadi mereka saling kenal.Yaudahlah mending aku tinggal saja mereka,lagian aku juga ada kuliah pagi."ucapku dalam hati.
"Maaf mbak,mas kalo gitu saya permisi dulu ya,Assalammualaikum."
Aku langsung lari menuju kelas dan meninggalkan mereka tanpa tahu apa yang mereka bicarakan selanjutnya.
***
Dari kejauhan kulihat seorang cowok
sedang menyiram bunga. Sepertinya aku mengenalinya... itu.. kan pria tadi.!
Ia menyadari keberadaan ku, baru saja aku memutar badan, "Qia!" Ia memanggil namaku! Aku tak tahu dari mana dia tahu namaku.
"Eh napa kak?" , "kamu mau bantu kakak?" ,
"bantu apa kak" ,
"nyiram bunga, hehe"
Sembari tersenyum padaku.
Senyuman dia itu membuatku
mengangguk sendiri.
"Oh iya,kakak tahu nama aku dari mana?"
"Tau dari ita."
Aku terkejut ketika dia menyebut nama ita.
"Kakak kenal sama ita?"
Aku bertanya dengan rasa grogi menghantui,maklumlah ini pertama kalinya aku ngomong berdua dengan cowok.
"Iya,ita itu kan sepupu kakak."
Aku kaget sangat kaget kenapa ita tidak pernah memberitahuku kalau sepupunya kuliah disini juga.
Semua bunga pun sudah tersirami,dan aku ingin berpamitan pulang.
"Kak Habib,kayanya udah kelar,Qia pulang dulu ya."
"Kakak antar ya."
"Tapi kak...."
"Ya udah yuk naik."
Dengan motor warna merah dengan jok yang tinggi aku diantar nya sampai rumah.
"Kak makasih ya"
"Sama sama,kakak balik dulu ya,Assalammualaikum"
"Walaikum salam".
***
Malam begitu indah,langit bercahaya dengan sinar mentari yang berkelip dari bintang bintang.
Aku mulai memikirkan perasaanku.
Apa ini cinta?bagaiman mungkin?Aku kan baru mengenalnya.Tapi aku sering melihatnya,dia pria yang baik dan soleh.plak...plak...ada yang menabok punggungku.
"Eh ibu."
"Kenapa Qi,ngelamun sambil senyum senyum kek gitu.?"
Aku menceritakan semuanya pada ibu.
"Menurut ibu dia pria yang baik."
"Kok ibu langsung nilai kek gitu sih.
"Ya udah,kalo gitu pikir pikir aja dulu.Udah malam tidur lagi ya."
"Iya bu,selamat malam"
Ibu mencium dahiku dan pergi ke kamarnya.
***
Ini harinya! Sepulang ngampus aku langsung menuju ke kafe rosella. Kafe itu ada di dekat kampus.
Sesampainya di kafe aku langsung mencari meja nomer 6seperti yang tertulis di surat yang diberikan ita padaku. Dan kalian tau siapa yang sudah duduk disitu?
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
Kak Habib.
Itu kak Habib!!! Huahhh ini beneran??Perlahan lahan aku menuju ke meja itu.
"Kak Habib?" , "loh Qia? Kok kamu ada disini?" Hah?! Kenapa dia bingung??
Bukannya ia yang meminta ku untuk datang kesini? Bukannya ia yang menulis surat itu?
Aku langsung mengangkat nomor meja itu, sudah kulihat dengan jelas itu angka 6
"Loh bukan kakak kah yang nulis surat itu?" , "hah? Surat? Surat apaan?" Aku semakin bingung. Aku menjadi sangat malu.
Bagaimana ini?? Apakah ada seseorang
yang mengerjaiku??
" ahahah, ga kok kakak becanda,
silahkan duduk ^^"
Eh? Ternyata ini beneran! Kak Habib cuman becanda. Ya tuhan aku sampai pengen nangis tadinya.
"Hmm ada perlu apa ya kak?" tanyaku pada kak Habib
"Dek, kakak mau ngomong jujur sama kamu.." wajah kak Habib berubah menjadi
serius. Aku jadi deg degan.
"Sebenernya, kakak mau nanya..... adek mau pesen apa? Hehehe" lagi lagi kak habib bercanda. Aku jadi kzl -,- "aih ayolah kak,
kakak mau bilang apa??" , "ntar makan dulu kita dek"
Lagi lagi ia membunuh waktu.
Kak Habib memesan dikasir, cukup lama ia memesan. beberapa saat kemudian ia kembali ke meja. Dan kalian tau apa yang ia
bawa?
"Nih dek, makan aja ^^"
Kak Habib bawa botol kecap..
Aku menepuk jidat ku, "kak? Serius?" , "iya
lah dek" arrggg kak Habib please. Are you kidding me?!
"Hehe ga lah dek, tunggu ntar dianter ^^"
*shit
"Kak, sebenernya kakak ada perlu apa ngajak aku kesini? Bener kakak kah yang nulis surat itu?" Aku bertanya pada kak
Habib. Dan kak Habib hanya tersenyum
sambil mengangguk. Aku menutup wajah.
"Dek mau gak nikah sama kakak?"
Eh? Tadi kak Habib bilang apa yak? Aku ga salah denger kah?
"Eh? Apa kak?"
"Kakak tanya, adek... mau gak... jadi.."
"Ini pesanannya" siall pelayan kafe ini
menganggu sekali. Dan kak Habib malah tertawa.
"Oke kakak ulang. Kali ini lebih jelas. Kakak suka sama adek. Adek mau gak jadi istri kakak?"
Aaaaa aku mimpi ya?! Ini kayak cerita di anime romance gituuuu ><
"Iya kak! Aku mau!" Dan langsung
menjawabnya dengan spontan..
Dan tiba tiba terdengar suara tawa dan tepuk tangan ternyata itu ibu,alan,ita,om dan tante yang merupakan orang tua dari sahabat kecilku yang kutunggu semenjak mereka pindah ke bandung.
"Qi itu Faro yang kamu tunggu selama 12 tahun ini."
"Lho kok ibu ngomong gitu,ini kan kak Habib pria yang aku temui di pintu mesjid."
Kak Habib langsung menyonsong kata kataku.
"Kakak ini Faro kamu dek,"
"Tapi kenapa ngaku jadi Habib?"kakak bohongin aku."
"Kakak gak bohong,bukankan Habib itu juga nama kaka"
Aku langsung ingat ternyata nama kak Habib kan,Alfaro Habibbullah.
Aku malu sangat malu.Entahlah rahasia Tuhan itu sungguh ajaib.Hari ini aku resmi dilamar Teman kecil ku,dan rencananya kami akanelangsungkan pernikahan 3 bulan lagi setelah aku wisuda.Dan aku juga baru tahu ternyata kak Habib itu bukan mahasiswa di kampuskan melainkan dosen.Ya Allah,sunnguh Engkau maha segalanya.Terima Kasih sudah membuatkan aku skenario hidup yang sulit aku pahami.