Jumat, 26 Februari 2016

Janji Ayah

Karya-Anita Mayanti

Karangan - Janji Ayah

Ceramay - "Ayah,jangan pergi,,,,Delima ga mau ditinggal ayah"rengekan ku terus  membujuk agar ayah tidak jadi pergi.
"Maafkan ayah sayang,ayah harus pergi.ini semua demi delima dan keluarga kita."
"Ayah.....jangan tinggalin Delima...."Aku terus merengek tapi,ayah punya seribu cara mendiamkanku.
"Nanti kalo Delima kangen ayah,Delima bisa telfon ayah"
"Tapi,yah..."
Ayah mengusap air mataku,dan memakaikan aku kalung dengan liontin bintang yang di dalamnya terdapat photo ayah dan aku,pelukan kasih ku menghantarkan ayah ke perantauan.Halaman rumah menjadi saksi bisu perpisaha ayah denganku beserta Bunda dan Bg Arfan.Ayah pergi ke Jerman untuk berlayar,semuanya dilakukan untuk aku dan keluarga kecil ini.Kini tiada lagi senyum ayah yang bisa kulihat,tiada lagi canda yang menyelimuti dikala sendu,kini ayah telah pergi,jauh diperantauan,hanya doa dan harapan yang bisa kulakukan agar ayah pulang dengan selamat.
****
Saat daun kering berjatuhan
angin kemarau membelai diri
Ku terdiam terpaku dalam kesunyian
saat kau memilih tinggalkan aku
Teringat masa indah bersama dirimu.
5 tahun sudah berlalu,umurku kunjung bertambah,5 tahun sudah aku menunggu ayah.ayah tak kunjung datang.Janji hanya tinggal janji,semua hilang diterpa harapan palsu penuh kedustaan dan kekecewaan.
Bayang bayang rindu pada ayah semakin menjadi tertepa angin malam,hanyut dalam kesunyian,sepi  hening tanpa kehadirannya ,Rindu,aku sangat rindu pada ayah.
Depakan sepatu mulai terdengar mengendap,bayangan hitam itu datang mendekat padaku tak lain itu adalah bang Arvan kakakku yang datang.
"Delima,kamu ngapain malam malam di luar?"
"Ayah bang,Delima rindu ayah"
Bang Arvan duduk mmendekatiku,menyakinkan ku dengan kata manisnya bahwa ayah secepatnya akan pulang.
"Lihatlah bintang itu Del,banyak bukan?bahkan ada satu bintang yang paling terang."
"Ia bang banyak dan bercahaya."
"Tunjuklah satu bintang yang terang,anggaplah itu ayah yang juga merindukan putri kecilnya."
Aku menunjuk bintang yang paling terang,aku sangat suka bintang itu,bahkan saat aku memandangi bintang itu,jiwaku bagaikan melayang terhempas oleh angin malam,dan terlintas dilangit gambar ayah yang tersenyum padaku.
Ayah cepat pulang,aku rindu kamu,rindu kasih sayang dan pelukanmu.
****
Sore itu aku pulang sekolah seperti biasanya.Tapi,kali ini ada yang berbeda tak biasanya ibu dan bang Arvan mmenunggui aku di teras seperti itu.
"Assalammualaikum"aku mencium tangan ibu dan bang Arvan
"Walaikum salam "
"Ibu sama bang Arvan lagi nunggu Delima ya?"
"Ia Del,abang sama ibu ada kabar gembira buat kamu"bang Arvan begitu bersemangat hingga membuatku penasaran.
"Kabar gembira apa."
"Kabar gembiranya adalah....."ibu semakin membuat ku penasaran


."Apa sih bu?"
" adalah....ayah akan pulang minggu depan."
Aku tersentak diam,mataku berkaca kaca ,tak tahu bagaimana rasanya mengungkapkan rasa senang ini.
Ayah akan menepati janjinya,ayah akan kembali untukku dan keluarga kecil ini,doa dalam kesabaran penuh harapku perlahan dijabah oleh Allah.
***
Persiapan demi persiapan sudah kulakukan demi menyambut kedatangan 
Ayah.
Kring...kring... Suara telvon berdering,ibu bergegas mengangkatnya.Aku tak tau apa yang dibicarakan ibu dengan sipenelepon tadi tapi,yang jelas tak lama
sesudah itu aku melihat ibu hanya terdiam dengan menahan air mata.Bang Arvan bergerak mendekati ibu.
"Siapa tadi yang nelvon bu?apa itu ayah?"tanya bang arvan pada ibu.
"Itu....itu..."dengan ragu ibu menjawab,aku yang mendengar dari kejauhan dibuat penasaran.
"Apa itu ayah bu?" tanyaku dengan nada senang.
"Itu,,,itu dari dinas kelautan,dia menelvon bahwa..kapal yang ditumpangi ayah keram"
Aku terdiam membisu,terhentak spontan 
tubuhku kaku,mulutku membisu,hanya ada tangisan dan air mata yang tak mampu ku bendungi.
Ayah mana janjimu?
Kenapa pergi tak kembali?
Sunggu aku sock dengan semua ini.
Fikiranku kacau.
Mampukah aku bertahan tanpa ayah?
Tapi,apalah daya aku harus terima kenyataan bahwa ayah benar benar sudah pergi untuk selamanya.Aku harus kuat memulai hidup baru bersama ibu dan bang Arvan tanpa kehadiran ayah.Sudah pupus semua harapanku bersama ayah.Kini ayah hidup di antara hatiku dan keluargaku.
Selamat jalan ayah, tunggu aku di surgamu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Disqus for cerita-animay