Jumat, 26 Februari 2016

Berani Hijrah

 Anita Mayanti

berani-hijrah

Ceramay - Daun daun menguning jatuh berguguran ditiup angin.Telingaku yang masih polos ini disetubuhi oleh earphone dengan lantunan ayat suci Al-Quran yang bergema hingga ke hati.Sesekali aku harus menikmati hari seperti ini, menikmati angin sore dengan memandangi permadani indah yang terbentang begitu luas.Terkadang aku semakin bingung dengan kehidupan ini.Aku bingung dengan orang orang yang hanya memikirkan duniawi saja tanpa mempedulikan kehidupan yang kekal dan sesungguhnya(akhirat).

"Darrrrr....."suara cempreng dan keras itu mengusik gendang telingaku,siapa lagi kalo bukan Nindi sahabatku.
"Ih kamu nin,ngagetin aku aja."
"Kamu ngapain mil?termenung dengan earphone yang berdengung di telingamu."
"Tidak,aku hanya kepikiran dengan manusia yang lupa dengan akhirat."
Kaki kecil Nindi bergerak kedepan sambil menatapku dan melanjutkan cengkrama ini.
"Ia mil,berapa lama manusia melalai sedangkan kain kafannya masih ditenun.Kamu ngerti kan mil?"
"Ia aku ngerti nin.bahkan akupun pernah demikian."
"Kalo gitu mari mil berbarengan kita persiapkan diri untuk ke surga Allah."Nindi mengajakku untuk hijrah bersama,lebih mengingat Allah,karena walaupun hari hari itu tidak setia setiap saat sebab tak ada obat penangkal ajal.
****
Hari-hari terlewati bersama lirihnya air mata dalam batin. Ketaksanggupan mata
menangis membuat batin jadi
tersiksa. Mengingatkan aku akan besarnya karunia Tuhan karena telah menghadirkan lelaki tangguh walau kadang hatinya rapuh sebab kehilangan bidadari hatinya.Ayahku seorang duda,setelah dipanggilnya ibu 2 tahun yang lalu karena penyakit yang dideritanya tak mampu lagi membuat ibu bertahan.Sesekali aku harus tegar untuk ayah jika saja ayah teringat ibu.Aku melihat ayah sedang duduk di kamar sambil megang photo ibu,sungguh aku tak sanggup melihatnya yang begitu rapuh walaupun mencoba tegar.Aku mendekati ayah dengan mata berkaca kaca.

"Ayah,ayah baik baik ajakan?"
"Iya mil,ayah baik.Hanya saja ayah teringat dengan sosok ibumu"
"Ayah tenang aja,ibu baik baik aja kok di surga sana.Ayah jangan sedih nanti ibu di sana juga sedih."
"Makasih mil,ayah sayang kamu."
"Mila juga sayang ayah."
Aku memeluk ayah erat erat rasanya aku tak mau kehilangan kedua kalinya seperti aku kehilangan ibu.
"Assalammualaikum..."suara salam terdengar di depan rumahku.
"Walaikum salam." balasku dengan nada lirih.Aku membuka pintu dan terkejut dengan kedatangan mereka.
"Nindi,Yela,Widya,kalian kok datang cuman bertiga sih,riri mana?
"Kamu kayak ga tau aja mil,si riri itukan sibuk pacaran."jawab Yela padaku dengan gaya mulut dan matanya yang monyong keatas.
"Eh sampai lupa,masuk dulu gih."
Mereka masuk dan kupersilahkan duduk dikursi bambu yang menyimpan banyak kenangan bersama ibu.
"Mil ayah kamu mana? Tanya widya padaku
"Ayah ada kok di dalam,mau aku panggilin?"
"Ih ga usah mil."
"Jadi gimana ni,rencana kita kedepan buat hijrah barengan? Kata Nindi langsung ke topik pembicaraan.
"Menurut aku sih,secepatnya kita hijrah lebih baik.Karena,semakin cepat semakin baik."
"Ih tumben pintar mil"kata yela padaku
"Aku emang pintar dari dulu kali"jawabku dengan nada culas.
"Yaudah kalo gitu sepakat kita hijrah barengan,biar orang tu gak risau lihat kita di kampus."widya begitu bersemangat menyampaikannya.
"Oke deal".
Perubahan itu butuh proses tak bisa langsung berubahan seperti power rangers.Terkadang pandangan jelek orang terhadap kita yang jadi motivasi.Membuktikan pada mereka bahwa seburuk apapun masa lalu kita masih ada jalan untuk berubah jika Allah mengkehendakinya tak peduli siapapun penghalangnya.
***

Aku belajar untuk berhenti rasakan lelah, berhenti dari sini meskipun langitku kurang cerah. Biarkan ku lepas semua yang membekas indahnya cinta bagai
pelangi yang sekilas. Pergilah cinta
kejarlah dirinya. Karena ku tahu dirimu mencintai dia, selama bersama diriku kau hanya berpura-pura. Kau mencintai
diriku dan juga dirinya, maafkan aku
pergi agar kau dan dia bahagia walau melepas dirimu aku takkan pernah sanggup dan berat rasanya.
"Idih puitis banget sms lu ri"kata Nindi setelah membaca isi pesan singkat riri pada pacarnya.
Sontak riri terbangun dari menungnya"ih kok lo baca sih nin,itu kan privasi gue"Riri nyoloteh dengan nada kesal.

"Lo ada masalah sama Mr Z ri?"tanyaku pada riri menyakinkan rasa penasaranku
"Iya...dia selingkuh,dia khianatin cinta suci aku...ya sontak aja aku putusin dia"
"Lo udah benar kok ri,dengan mutusin Mr Z.Ingat ri gak ada cinta yang suci sebelum ada ikatan halal pernikahan."kata widya meyakinkan riri.
“Kami mengerti apa yang seharusnya kamu perbaiki. Kami mengerti kamu salah mementingkan dia dari pada kami sahabat kamu.
Tapi, semuanya tergantung bagaimana cara menyikapinya. Kami menghargai jerih payahmu atas keputusan yang kamu ambil ri. Semuanya butuh proses. Disini kami tidak ingin mencari
kesalahanmu, tapi hanya ingin mencari apa yang menjadi kelebihanmu ri dan itu harus kamu kembangkan supaya kedepannya jauh lebih baik seperti yang diharapkan"kata kata Yela membuat riri menangis haru.

"Iya aku janji akan berubah,aku hijrah ke jalan yang benar."Riri menangis dan memeluk kami.
Kebaikan itu hendaknya disegerakan,
Niat itu semestinya segera direalisasikan,Mau taat ikuti sunnah dan Al-Qur’an, Ingin bahagia dunia akhirat, ikuti para suri tauladan..
Semuanya sudah berubah setelah aku dan sahabatku berani hijrah,dan Allah menunjukan kuasan-Nya atas perubahan ini,kini ayah tak lagi sedih jika memandangi photo ibu,Kini Riri tak lagi galau jika harus mengingat Mr  Z masa lalunya.

"Kawan,
Kadang hijrah membuatmu lelah,
Hatimu perlahan mulai goyah,
Hati – hati jangan sampai lengah,
Asah iman kembalilah melangkah.."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Disqus for cerita-animay