Kamis, 26 Mei 2016

Hari Ini Milik Kita

      Jika berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari inilah yang akan kita jalani, bukan hari kemaren yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang. Hari yang saat ini matahari menyinari, dan siang menyapa inilah hari kita. Umur kita, mungkin tinggal hari ini. Maka, anggaplah masa hidup kita hanya hari ini, atau seakan akan kita dilahirkan hari ini dan akan mati juga hari ini. Dengan begitu, hidup kita tak akan tercabuk diantara gumpalan keresahan, kesedihan, dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan.
Pada hari ini, sebaiknya kita mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian, dan kerja keras. Dan pada hari inilah, bulatkan tekad untuk mempersembahkan shalat yang khusyuk, baca Al Quran,dan juga dzikir sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang Allah berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, serta perbuatan baik terhadap sesama.
Hari ini adalah hari dimana kita membagi waktu dengan bijak. Setiap detik dan menitnya sangat berarti. Tanam kebaikan sebanyaknya pada hari ini. Persembahkan sesuatu yang baik untuk hari ini. Ber istigfar dan selalu ingat padaNya akan segala dosa. Bersiaplah untuk perjalanan menuju alam ke abadian, dan nikmatilah hari ini dengan kesenangan dan kebahagiaan!                               
"Maka berpegang teguhlah dengan apa yang aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orabg yang bersyukur" (QS. Al Araf:144)
Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian, dan kebencian.
Jika kita dapat minum air jernih hari ini dan segar, maka mengapa kita harus bersedih di atas air asin yang kita minum kemaren, atau khawatir dengan air hambar dan panas esok hari yang belum tentu terjadi.
Jika kita percaya pada diri sendiri, serta memiliki semangat dan tekad yang kuat, kita akan mampu menundukan diri untuk berpegang teguh pada prinsip. "Aku hanya akan hidup hari ini". Prinsip ini yang akan selalu menyibukan diri kita untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan potensi, dan mensucikan setiap amalan.
Kita berkata dalam hati" hanya hari ini Aku berkesempatan untuk mengatakan baik baik saja, belum tentu esok, ataupun lusa. Karena hanya akan hidup hari ini, maka akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepadaNya. Aku akan hanya hidup hari ini, maka ucapkanlah"wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu. Aku takkan pernah mengisi kepergian, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetik pun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kita semua, perhmgi dan tak pernah kembali lagi." 
"Wahai masa depan engkau masih keghaiban. Maka, aku tak kan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan yang tak pasti. Aku tak akan memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan, dan tidak ada satu pun darinya yang bisa disebut sebutkan."
"Hari ini milik kita", adalah ungkapan paling indah dalam kamus kebahagian. Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan dan kebahagian yang tak ternilai walau setumpuk berlian pun.

Jumat, 20 Mei 2016

Gadis Kecil di Depan Mall


       Ketika matahari terbenam dan semua umat muslim telah selesai menunaikan kewajibannya, saya pun pergi ke salah satu mall di kota saya. Awalnya saya masih berpikir pikir, apakah saya pergi atau tidak. Cukup lama saya berpikir akhirnya tekad ini bulat untuk pergi. Jujur saya pergi ke mall bukan belanja buat saya, tetapi nemanin teman saya yang lagi sakit. Cukup lama kami berputar putar di mall itu. Namun, barang yang hendak dicari juga tak kunjung jumpa. Ketika berkeliling ada suatu hal yang menarik bagi saya. Di dalam mall saya mendengar lantunan ayat suci Al Quran. Suaranya merdu, indah, lancar, dan fasih menyebut nama namaNya. Suara itu lembut seperti suara anak kecil. Saya kagum pada pemilik suara itu.
          Cukup lama kami berputar, dan memutuskan untuk pulang. Saat jalan keluar, suara itu makin jelas di telinga saya. Masha Allah... Mata saya berbinar binar ketika melihat anak kecil itu. Anak kecil dengan serba kekurangan tetapi, dianugrahi suara yang indah dan merdu. Saya sangat kagum padanya. Saya kagum pada ayahnya yang mendidik. Dengan penglihatan yang tak seperti manusia normal, gadis kecil itu dengan fasih melafazkan nama namaNya tanpa Al Quran. Disini saya dibuatnya menahan air mata. Dengan peralatan seadanya gadis kecil dan ayahnya itu ngamen. Mereka ngamen bukan nyanyian pop atau biduan lainnya. Tetapi, mereka ngamen dengan mengaji tanpa Al Quran.
         Cukup jelas ayat ayat yang keluar dari mulut gadis itu. Surat Al-isra' itulah yang terdengar di telinga saya. Saya memang tak hafal Al Quran. Tetapi saya cukup tahu dengan surat surat favorite saya.  Ada kesedihan dan kekaguman yang mendalam di diri saya. Saya sedih dengan kondisi fisik seperti itu harus mengais rezeki, tetapi saya kagum akan kecintaannya terhadap Al Quran. Saya langsung koreksi diri. Gadis kecil serba kekurangan itu bisa kenapa saya tidak? Saya ingin belajar dari gadis kecil itu. Saya belajar dari dia bagaimana mengagungkanNya dengan mencintai ayat ayatNya.
       Banyak diantara kita yang mempunyai hidup lebih beruntung tetapi, lupa akan Dia. Tetapi, lihat gadis kecil itu dengan kekurangannya mencintai Dia. Jadi, kisah gadis kecil itu bisa jadi inspirasi bagi kita  untuk lebih dekat lagi padaNya. Jangan mengeluh, tetap  bersyukur dan sabar apapun kondisi kita. Allah bersama orang yang bersyukur dan bersabar.

Rabu, 18 Mei 2016

Cinta dalam Diam

      Umurku sudah beranjak dewasa.Rasa mengagumi lawan jenis pun sudah akurasakan. Gelora asmara jatuh cinta sudah aku miliki.Rasa takut pada NYA,aku memilih mencintai secara diam.Aku takut mengungkapkan rasa kagum ini,pada pria soleh itu.
Bungkam dan diam adalah trik ku untuk menyembunyikan rasa ini.
Wajarkah ini?aku mencintai dia secara diam.Aku mencinta dia berawal dari tulisan yang sering aku baca diblognya.Aku mengagumi kepribadiannya.Aku kenal dia sekitar 2 tahun yang lalu.
Jarak antar pulau membuat aku tak pernah ketemu dengannya secara langsung.Aku mengagumi usahanya untuk memperbaiki diri dari masa lalunya yang cukup kelabu.Sekilas aku melihat ada kemiripan antara kita berdua.Aku sama seperti dia besar di tengah keluarga yang broken home.Jujur aku nyaman padanya dikala sedang komunikasi.Rasa nyaman mulai kudapati dikala membagi keluh kesah bersamanya.Entahlah, aku tak tau dengan perasaan ini yang jelas,aku mengaguminya dari kejauhan.

       Aku tau mungkin aku tak pantas untuknya.Aku tau kalo aku bukan tipenya dari cerita blognya yang aku baca.Demi cinta dalam diam aku belajar membenahi diri.Belajar menjadi muslimah yang soleha dan taat padaNYA.Demi bulan yang menyinari saat kelam aku mengagumi nya sebagai akhwatku.Pembelajaran agama yang aku miliki memilihku mencintainya dalam diam.Aku menghargai dan menghormati batasan mengagumi akhwatku dalam islam.Aku tak mau rasa cinta ini berlebihan.
     Aku mencintaimu seadanya dengan kesederhanaan yang aku miliki.Aku tau kamu tak memiliki rasa seperti ku.Ini keputusanku mencintaimu dalam diam.Aku takut kamu menjauhiku karena tau yang sebenarnya.Jujur aku tak ingin kamu tau yang sebenarnya.Aku masih disini,aku masih belajar untuk memantaskan diri . Aku berdoa pada Allah agar suatu saat kamu menjadi akhwatku yang halal.Aku percaya cinta dalam diam adalah cara terbaik bagiku untuk membendungi diri dari godain syetan.Aku lebih memilih diam dan mendoakanmu.
"Hey calon imamku kelak kamu akan tau bagaimana rasanya mencintai dalam diam.Kamu jaga hati dan pandanganmu  ya,aku jaga hati dan kehormatan ku disini"

Semua Sudah TakdirNYA

Akhir-akhir ini banyak problematika yang sedang saya hadapi.Pikiran saya campur aduk.Saya strees berat memikirkan solusi masalah ini.Pernah terlintas dibenak ini untuk berhenti sampai disini saja.Saya merasa sangat frustasi.Saya dihantui rasa kegagalan yang mendalam.Tapi tekad ini masih ingin bangkit.Saya bertanya tanya "kenapa Allah memberi cobaan seberat ini?" 
Pertanyaan demi pertanyaan dan keluhan bermunculan dipikiran saya.Tapi saya coba menenangkan diri dengan sholat dan baca Al-quran.Saya menemukan jawabannya.
"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya,"
[Surah Al-Baqarah ayat 286].
Disini saya mengambil kesimpulan Allah sayang sama saya.DIA memberi saya ujian karena DIA tau bahwa saya mampu menjalani nya.

Saya mencoba menghubungi beberapa orang yang saya kagumi karena tekad dan semangatnya.Saya minta saran pada mereka.Alhamdulillah sarannya bisa saya terima tetapi tetap saya membutuhkan modal untuk bangkit.Bukan hanya modal ilmu dan keberanian tapi saya butuh modal materi.Dan saya mencoba searching untuk mencari kerjaan sebagai freelance.Ketika saya sudah ACC ternyata perusahaan itu bilang"Kami sudah dapat orangnya" lagi lagi saya menelan ludah karena kecewa.Saya mencoba menghubungi ibu angkat saya tapi,saya takut membebani karena saya tau ibu angkat saya sedang ada masalah financial.Karena masalah ini,pikiran saya untuk fokus SBMPTN jadi terganggu. Saya ingin fokus dan bangkit lagi tapi,masalah ini terus menghantui Saya coba berkomunikasi denganNYA didalam tahajud. Hingga pada akhirnya saya mengambil keputusan untuk kerja dulu sembari belajar.Saya ingin gaji itu bisa jadi modal saya lagi. Saya menutup coretan hidup kemaren sebagai pembelajaran dan pembekalan buat masa depan
Cukup sudah! saya harus bangkit jangan cengeng,saya harus bersyukur karena sudah diberi ujian sama Allah diusia muda ini.Semakin mengeluh ujian itu semakin berat.Saya harus banyak banyak bersyukur disetiap masalah yang saya hadapi.
Hidup tanpa masalah itu hambar bagaikan sayur asam tanpa garam.

Disqus for cerita-animay